Oleh Ustadz Didik Hariyanto, MA
1. Berdoa pada Allah meminta kesembuhan.
Selama hati kita menerima maka mengadu kepada Allah akan rasa sakit yang mendera dan memohon kesembuhan dariNya tidaklah menghilangkan rasa Ridha kita. Sebagaimana yang dilakukan oleh nabi ayub:
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.(QS. Al-Anbiya’: 83-84)
bahkan Allah memuji hamba-hambaNya yang mengadukan semua persoalan hidupnya di tengah kegelapan malam.
“mereka berdo’a kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. ”(QS. As Sajadah, 16)
2. Perasaan sedih
Ibnu hajar berkata: “Adanya rasa sedih dari seorang hamba tatkala ditimpa musibah tidaklah menghilangkan sifat ridhanya selama hatinya menerima dengan ikhlas”. (Fathul Baari, 7/514)
Sebagaimana orang sakit ketika meminum obat dari dokter setelah mengetahui banyak orang yang sembuh sebelumnya, dia merasakan pahit namun hatinya tetap tenang dan menerima cobaan yang diberikan oleh Allah.
3. Memberitahukan rasa Letih
Cerita dan berbagi rasa letih tidak menghilangkan sifat Ridha, sebagaimana nabi Musa:
Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”. (QS. Al Kahfi, 52)
4. Menangis karena rasa sayang dan sedih pada kekasih yang meninggal.
Sesungguhnya mata ini berair, hati ini sedih, kami tidak akan mengatakan sesuatu yang tidak diridhai oleh tuhan kami. sesungguhnya kami amat bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim”.(Bukhari, Muslim)