Kedua adalah bersikap baik dan lembut dalam memperlakukan orang-orang yang berada dalam kekuasaannya.
Anak buah kita dan para pembantu kita adalah manusia yang memiliki hati dan perasaan. Lebih dari itu, sadarilah bahwa mereka adalah hamba Allah yang diciptakan oleh Allah dan dimuliakan olehNya. Bukankah ayat Alqur’an menyatakan seperti itu? Rasulullah tak pernah membentak dan menyakiti orang-orang yang membantu beliau.
Menyakiti hati manusia adalah menorehkan luka yang akan menjadi sejarah tak terlupa sepanjang hidup. Berhati-hatilah dan waspadalah.
Ketiga adalah menanggung atau memelihara anak yatim.
Siapa yang mampu menghapus sedih dan perasaan nestapa anak yatim dengan memelihara dan mengantarkannya pada kehidupan normal kemanusiaan, sungguh akan disukai Allah. Allah akan tersenyum penuh cinta.
Allah akan mengangkatnya menjadi manusia berderajat mulia bahagia di dunia dan di akhirat. Bukankah Rasulullah bersabda bahwa beliau akan dekat dengan pemelihara anak yatim di akhirat kelak?
Keempat adalah membantu orang yang lemah.
Jangan biasa memandang orang lemah sebagai orang hina. Jangan biasa memandang orang lemah sebagai obyek yang bisa dikalikan dengan sejumlah rupiah dalam hitungan proyek. Jangan-jangan merekalah pemilik doa yang mustajab, pemilik hati yang lekat dan dekat dengan Allah.
Kalau disimpulkan adalah bahwa yang memiliki peluang meraih cinta Allah aalah mereka yang memiliki semangat dan kerja kemanusiaan yg baik. Kita bisa termasuk di dalamnya, bukan? (okz)