Eramuslim – TUNTUTLAH Ilmu sampai ke negeri China, begitu ungkapan yang sering disampaikan guru dan orangtua. Ungkapan ini tentu mengandung pesan sarat makna, yaitu agar setiap insan menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Namun sayangnya ilmu yang tinggi justru disia-siakan, misalnya tak dibagi sehingga tak bermafaat. Lalu bagaimana caranya agar ilmu tak sia-sia?
Dilansir dari laman Lirboyo, Silmi Adawiyah yang merupakan jebolan Pesantren Walisongo Jombang mengutip tiga tips agar ilmu tak sia-sia dari karya Abu Nu’aim Al Ashbahani yang termaktub di kitab Tahzib Hilyah al-Awliya dijelaskan:
لا يكون الرجل من العلم بمكان حتى لا يحسد من فوقه ولا يحقر من دونه ولا يبتغي بالعلم ثمنا
“Ilmu seseorang akan ada nilainya di sisi Allah jika ia tidak dengki terhadap orang-orang yang di atasnya, dan tidak pula merendahkan orang-orang yang di bawahnya, serta tidak mencari dunia (mematok harga) lewat ilmu.”
Penjelasan yang memaparkan bahwa ada tiga tips agar ilmu tidak menjadi sia-sia. Pertama adalah tidak dengki kepada orang-orang yang di atasnya.
Dengki adalah penyakit serius, jika sudah terjangkit maka indrawinya menjadi bebal. Dalam hal ini tentu orang yang dengki tidak rela Allah membagi ilmu kepada orang lain, terlebih jika orang lain tersebut terhitung di atasnya.
Dengki inilah yang disebut-sebut sebagai menolak takdir Allah, sebab ia tidak rela dan sangat berberat hati jika orang lain menerimanya. Jika seseorang yang berilmu tidak memiliki sifat dengki, tentu ilmunya akan sangat bernilai dan bermanfaat. Namun jika tidak, maka ia akan sia-sia.