An-Nawawi mengatakan, tingkatan ini adalah ’ibādatul-akhyār; ibadah orang-orang pilihan. Tingkatan yang terakhir ini sebenarnya merupakan manifestasi dari hadis riwayat Imam Muslim yang disabdakan Rasulullah SAW saat ditegur oleh Aisyah r.a. ketika melihat beliau salat malam ‘kelewatan’ hingga kedua kakinya bengkak.
“Wahai Rasulullah, kau terlalu memaksakan hal ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu.” kata Aisyah.
Rasulullah SAW menjawab: “Bukankah sudah seharusnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?!” (HR Muslim).
Demikian ditulis Abdul Rozaq, mutakharijin Ma’had Aly Lirboyo, sebagaimana dikutip dari laman resmi Pesantren Lirboyo. (Okz)