Eramuslim – RAMADHAN telah berlalu. Namun, semangat ibadah harus tetap lestari sekalipun di luar bulan Ramadhan. Selama sebulan penuh kita telah ditempa untuk belajar mengendalikan hawa nafsu.
Akan tetapi, tak banyak muslim yang lulus melewatinya. Oleh karenanya, jika latihan yang dijalankan selama Ramadhan lalu tidak berdampak apapun pada diri kita, boleh jadi latihan kita telah gagal.
Anggota Pengurus Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustadz Ahmad Khoirul Anam mengatakan, setidaknya ada tiga latihan yang dijalankan selama Ramadhan. Pertama adalah latihan menahan diri yaitu saat kita menjalani ibadah puasa.
“Pada bulan Ramadhan, kita menahan diri untuk tidak melaksanakan sesuatu yang sebenarnya diperbolehkan, seperti makan dan minum dan berhubungan suami-istri. Untuk apa menahan diri dari hal-hal yang semestinya diperbolehkan? Supaya kita bisa mengendalikan dirik kita sendiri; hawa nafsu kita,” kata dia, dilansir dari website mui.or.id.
Maka sungguh beruntung mereka yang bisa berpuasa 6 hari di bulan Syawal. Sedangkan bagi yang belum, masih ada waktu sampai akhir bulan Syawal nanti. Mengapa dikatakan beruntung? Karena semangat menahan diri di bulan Ramadhan masih ada dalam diri dan dipraktikkan secara kongkret. Pahalanya pun lanjut Ustadz Khorul, tidak tanggung-tanggung. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya mengatakan:
من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم
Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim).