Juga dikisahkan mengenai sahabat Abu Sa’id Al-Khudri mengobati orang yang hampir lumpuh karena terkena sengatan kalajengking. Dengan menggunakan surah al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah, atas izin Allah, ia berhasil menyembuhkannya. (HR Bukhari dan Muslim).
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Kitab (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang berakal sehat.” (QS Shad [38]: 29).
Pada ayat di atas Allah SWT memberi perintah kepada kita untuk memperhatikan Alquran yang dikenal dengan dengan tadabur, memfokuskan pikiran pada makna, mengamati, dan memikirkannya. Bukan sekadar membaca tanpa pemahaman dan pendalaman. Setelah itu, diikuti dengan mengamalkan Alquran.
Ada dua hal penting yang dapat dimakmai pada ayat di atas. Pertama, menyadari tentang tadabur Alquran sebagai suatu amal yang merupakan ketaatan kepada Allah SWT atas perintah pada ayat di atas. Kedua, menggunakan karunia-Nya berupa kemampuan daya akal untuk memperoleh berkah dan pelajaran melalui tadabur Alquran.
Dalam Tafsir As-Sa’di untuk ayat di atas, pada kata mubarakun dijelaskan bahwa pada Alquran terkandung banyak kebaikan dan ilmu yang luas. Petunjuk yang mengeluarkan dari kesesatan, penyembuh dan penawar untuk segala penyakit.
Memberi cahaya yang dapat mengeluarkan seseorang dari kegelapan hawa nafsu. Di dalamnya juga terkandung hukum dan aturan untuk mukalaf (Muslim yang memenuhi syarat untuk dikenai hukum agama) disertai dalil-dalil yang jelas dan pasti.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).