Eramuslim – Alquran sebagai penawar dan penyembuh, merupakan terapi Alquran, untuk penyakit rohani dan jasmani.
Dikisahkan bahwa sahabat Abdullah Ibn Mas’ud didatangi orang yang yang jiwanya gelisah. Kemudian, ia menasihatinya dengan tiga hal yang harus dilakukan terhadap Alquran.
Pertama, membaca Alquran. Kedua, memahami ayat Alquran. Ketiga, mendengarkan bacaan Alquran orang lain.
Ini sesuai dengan perintah pada ayat berikut:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS al-A’raf [7]: 204).
Setelah mengamalkan nasihat tersebut, orang itu merasakan ketenangan jiwa dan pikiran, bahkan juga kesehatan jasmani. Berkaitan dengan penyembuhan penyakit jasmani dengan Alquran, berikut dari Aisyah RA:
عن عائشة -رضي الله عنها- وضّحت: (أنَّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كانَ إذا أوَى إلى فِراشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمع كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِما فَقَرَأَ فِيهِما: قُلْ هو اللَّهُ أحَدٌ وقُلْ أعُوذُ برَبِّ الفَلَقِ وقُلْ أعُوذُ برَبِّ النَّاسِ، ثُمَّ يَمْسَحُ بهِما ما اسْتَطاعَ مِن جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بهِما علَى رَأْسِهِ ووَجْهِهِ وما أقْبَلَ مِن جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذلكَ ثَلاثَ مَرَّاتٍ
“Apabila Rasulullah SAW hendak tidur, beliau meniupkan pada telapak tangan sambil membaca Qul Huwallahu Ahad (surah al-Ikhlas) dan mu’awidzatain (surah an-Naas dan al-Falaq), kemudian beliau mengusapkan pada wajah dan seluruh tubuh. Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu.” (HR Bukhari).