Dari Mughirah bin Syubah radhiyallahu anhu, beliau menceritakan keadaan Sad bin Ubadah pemuka suku Khazraj yang pernah mengatakan,
“Andai aku melihat istriku bersama lelaki lain, aku akan bunuh lelaki itu tanpa ampun.”
Perkataan beliau inipun sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda,
“Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sad? Demi Allah, aku lebih pencemburu daripada dia, dan Allah lebih pencemburu daripada aku. Karena cemburunya Allah, Dia haramkan segala bentuk maksiat yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi. Dan tidak ada seorangpun yang lebih pencemburu dari pada Allah.” (HR. Bukhari 7416 & Muslim 1499).
Anda bisa lihat, cemburu bagian dari sifat Allah, karena Allah tidak pernah rida ketika hamba-Nya menerjang larangan-Nya. Dan sifat Allah penuh kesempurnaan dan pujian.
Menyuruh istri lepas jilbab
Memahami beberapa keterangan di atas, apa yang bisa anda bayangkan ketika ada lelaki yang hobi memamerkan aurat istrinya. Di mana letak kehormatannya, hingga dia begitu bangga ketika istrinya dinikmati mata buaya? Potret lelaki yang hilang harga dirinya.
Bagaimana dengan sang istri?
Dia tidak wajib mentaatinya. Istri tetap harus berjilbab, sekalipun sang suami menyuruhnya melepas hijabnya. Karena tidak boleh mentaati makhluk, dalam kemaksiatan kepada Sang Pencipta (al-Khalik).
Dari Nawwas bin Saman radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam maksiat kepada al-Khaliq.” (HR. al-Baghawi 2455 dan dishahihkan al-Albani). (inilah)