Eramuslim – Hati merupakan sumber dari perbuatan manusia. Hati akan mendorong orang berbuat baik atau mendorong orang berbuat buruk.
Manusia bisa menjadi orang yang baik atau buruk perbuatannya tergantung dari kondisi hati yang dimilikinya. Sebagai gambaran, kalau teko berisi air kopi maka cangkir berisi air kopi. Hati diibaratkan sebagai tekonya.
Berbicara tentang hati, Pakar Tasawuf Imam Al Ghazali membagi tiga kategori hati manusia yang perlu kamu ketahui.
Pertama, hati yang sehat. Kondisi hati yang sehat menyebabkan keselamatan. Di mana hati yang sehat memiliki tanda-tanda di antaranya, imannya kokoh, ahli bersyukur, tidak serakah, khusyuk dalam beribadah, suka berdzikir, penuh berkah.
Hati yang sehat akan segera sadar bila melakukan kesalahan dengan cara bertobat. Pemilik hati yang sehat akan merasakan hidup yang tentram dan damai.
Kedua, hati yang sakit. Hati sakit adalah hati yang masih memiliki keimanan dan masih mau melakukan ibadah. Namun hati yang sakit juga ternoda maksiat dan dosa. Tanda-tandanya adalah selalu gelisah, jauh dari ketenangan, mudah marah, tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, susah menghargai orang lain.
Bisa dikatakan pemilik hati yang sakit ini, menjalani kehidupan pun merasa kurang nyaman.
Ketiga, hati yang mati. Hati yang mati adalah hati yang mengeras karena banyaknya kotoran yang melekat, akibat dari dosa-dosa hasil dari perbuatanya.
Seperti dilansir NU Depok, hati yang mati bisa membahayakan orang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan tidak sanggup membedakan yang baik dan yang buruk. Mereka cenderung merusak.