“Siapa yang tidak mengamalkan apa yang diperintahkan-Nya lalu sibuk dengan hal-hal yang tidak diperintahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, berarti ia nyata-nyata terhalang, nyata-nyata mati, dan terlempar.”
Sebagai kiat efektif agar tidak terjerumus dalam perbuatan sia-sia adalah menyibukkan diri dengan amalan-amalan shalih yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Sibuk dalam melakukan ibadah wajib dan sunnah di sepanjang waktu hingga tiada sedikit pun ruang bagi setan untuk menggoda.
Lakukan ketaatan di jalan-Nya dengan tulus, berharap ridha dari Allah Ta’ala. Itulah kekayaan dan kemenangan sejati yang menyelamatkan seorang hamba dari sengsara dan siksa di dunia hingga akhirat.
Sang imam para sufi ini juga memberi kiat, “Sucikan jasadmu dengan sunnah, lalu sucikan hatimu dengan al-Qur’an al-Karim. Jagalah hatimu hingga jasadmu terjaga.”
Sunnah Nabi bukan sekadar ritual. Ianya juga berisi banyak amalan yang besar dan agung manfaatnya bagi kemaslahatan hidup umat manusia; agar mereka masuk dalam Islam yang mulia dan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Rujukan: Majalah Cahaya Sufi edisi 95 tahun 2016 halaman 8-9