Berupaya baik sangka, sahabatnya pun mengingatkan, “Jangan terburu-buru. Kita tunggu saja.”
Terus mengikuti, sang shalih pun sampai di sebuah pasar. Ia mendatangi pedagang unta. Ada dua unta unggulan yang terlihat besar dan gemuk. Ia pun melakukan transaksi. Dua unta unggulan itu pun terbeli di tangannya.
“Gunakan sobekan kain yang tadi kita kumpulkan untuk mengikat perlengkapan yang perlu diikat.” perintah sang majikan kepada dua pembantunya itu. “Lalu,” lanjutnya sampaikan instruksi, “letakkan makanan, gandum, dan minyak di atas unta.” Pungkasnya sampaikan keterangan kepada dua pembantunya, “Jangan lupa, berikan bekal terbaik kepada kedua tamu kita ini.”
Yang diperintah hanya diam taat. Sedangkan dua orang Arab Badui yang menjadi tamunya berdecak kagum. Sosok yang sempat berburuk sangka pun menarik ucapannya. Lantaran kedermawanannya ini, salah seorang Arab Badui yang menyaksikannya mengatakan, “Demi Allah, aku tidak pernah melihat pemulung kulit kering sebaik ini.”
Sosok shalih nan dermawan yang disangka pemulung ini adalah Hakim bin Hizam Radhiyallahu ‘anhu. Kisah ini diriwayatkan dari Abu Hazim sebagaimana dikutip oleh Dr. Nawwaf Takruri dalam Keajaiban Jihad Harta. Semoga Allah Ta’ala menerima amal shalihnya dan mengampuni dosa-dosanya.
Semoga semakin banyak kaum Muslimin yang rajin berinfaq di jalan Allah Ta’ala. Semoga Allah Ta’ala memberikan keberkahan atas setiap harta yang kita manfaatkan sesuai perintah-Nya. Aamiin. [Pirman/Kisahikmah]