Skenario Sedekah Daging Kambing Antara Barirah dan Rasulullah

Hal itu didengar oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun bertanya, “Apa permasalahan Barirah?” ‘Aisyah menceritakan apa yang terjadi. Mendengar penuturan ‘Aisyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Belilah dia, lalu merdekakan. Sesungguhnya wala` itu bagi orang yang memerdekakan.”

Setelah itu beliau bangkit untuk berkhutbah di hadapan manusia. Setelah memuji dan menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala beliau bersabda, “Bagaimana kiranya keadaan suatu kaum, mereka mengajukan syarat yang tidak ada di dalam Kitabullah. Syarat mana pun yang tidak ada di dalam Kitabullah, maka syarat itu batil, biarpun seratus kali mereka mengajukan syarat.

Ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu lebih haq, syarat Allah Subhanahu wa Ta’ala itu lebih kokoh. Bagaimana kiranya salah seorang dari mereka bisa mengatakan, ‘Bebaskanlah budakku, wahai Fulan, sementara wala`nya untukku’. Sesungguhnya wala` itu hanya untuk orang yang memerdekakan.”

Akhirnya, Barirah pun mendapatkan kemerdekaan dirinya yang selama ini diimpikan. Ketika itu, Barirah diberi pilihan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap bersama suaminya atau berpisah darinya. Namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengiringi pula dengan nasihat agar Barirah tetap mempertahankan pernikahannya.

Barirah lalu bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah ini sesuatu yang wajib kulakukan?”, “Tidak,” kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “akan tetapi aku hanya ingin menolongnya.”

Maka berpisahlah Barirah dari Mughits. Barirah memilih dirinya, diiringi kesedihan Mughits atas perpisahan itu. Hingga terlihat Mughits mengikuti Barirah berjalan di jalan-jalan Madinah sembari berlinangan air mata, memohon kerelaan Barirah untuk tetap hidup bersamanya.