Meski iqamah telah dikumandangkan dan shalat siap didirikan, sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah pun beranjak untuk memenuhi keinginannya, lalu kembali lagi untuk mendirikan shalat.”
Allahu akbar walillahil hamd.
Sebagai awalan dalam riwayat yang dikutip oleh Dr Muhammad ‘Ali Hasyimi dalam Membentuk Pribadi Muslim Ideal menurut al-Qur’an dan as-Sunnah ini, sahabat mulia Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sungguh Rasulullah itu penyayang. Tidaklah datang seseorang kepada beliau, kecuali beliau akan berjanji kepadanya. Beliau akan memberikan kepada orang tersebut jika beliau memilikinya.”
Inilah teladan yang banyak dilupakan oleh para kaum Muslimin sebagai duta-duta dakwah. Banyak di antara mereka yang hanya fokus kepada amalan ritual hingga melupakan amalan yang bersifat sosial, padahal keduanya memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam upaya penghambaan kepada Allah Ta’ala.
Akan tetapi, riwayat ini tidak boleh disalahtafsirkan sebagai dalil untuk menunda shalat. Seharusnya, hadits ini merupakan pelecut agar kita bergegas melakukan amal lain dan segera mendatangi masjid setelah shalat, lalu melanjutkannya setelah shalat dikerjakan.
Amat benarlah Nabi dengan ucapan dan perbuatannya.
Wallahu a’lam. (kl/kisahikmah)