Hari itu, Nabi mengunjungi kediaman Ummu Aiman. Di rumah ibu asuhnya itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam disuguhi minum. Tapi, beliau menolak. Tutur Anas, “Aku tidak tahu, apakah Nabi sedang puasa atau tidak menginginkan minuman itu?” Maka, pungkas Anas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini, “Ummu Aiman pun marah dan memaki Nabi.”
Di dalam syarah kitab Shaih Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan hadits ini dengan mengatakan, “Nabi menolak minuman itu karena puasa atau hal lainnya. Maka, Ummu Aiman pun marah-marah dan memaki beliau. Ia sangat menyayangi Nabi karena telah mengasuh dan merawatnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Nabi bersabda, ‘Ummu Aiman adalah ibu keduaku.’”
Saking sayangnya, Ummu Aiman pun menyukai segala sesuatu yang disenangi Nabi, dan bersedih terhadap sesuatu yang membuat Nabi bersedih. Bahkan, ketika Nabi wafat, beliau menyenandungkan syair yang memilukan.
Sosok yang pernah memasang badan untuk membela Nabi dalam perang Uhud ini tergolong amat langka. Allah Ta’ala pun memuliakannya. Umurnya dipanjangkan dalam keberkahan dan wafat di zaman pemerintahan ‘Utsman bin ‘Affan. [Pirman/Kisahikmah]