Sains di Balik Larangan Meniup Makanan Panas Nabi Muhammad SAW

Eramuslim.com – Saat ini kebiasaan kita adalah makan dalam kondisi makanan yang hangat. Biasanya pula, kita akan meniup makanan yang akan kita makan jika kondisinya masih panas. Jika dilihat dari ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW dari beberapa hadis melarang kita untuk meniup makanan atau minuman panas. Salah satu hadisnya berbunyi “Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.”

Hadis tersebut memberikan indikasi bahwa kita tidak boleh meniup atau bernafas di dalam gelas, yang bisa diartikan meniup minuman. Hal ini juga berlaku pada makanan. Lalu, apa alasan Nabi Muhammad melarang kita untuk meniup makanan dan minuman? Tentu, Rasulullah tidak memberikan alasan terperinci, tetapi beliau melarang kita, berarti itu menjadi bagian dari sunah apabila kita menjalaninya.

Rupanya, alasan Rasulullah melarang kita untuk meniup makanan dan minuman terungkap secara ilmiah. Dilansir jadiBerita dari berbagai sumber, setidaknya ada 4 alasan untuk kita tidak meniup makanan dan minuman, dan semua itu terkait dengan kesehatan tubuh kita sendiri.

Alasan yang pertama berhubungan erat dengan sebuah zat kimia yang disebut asam karbonat. Asam karbonat atau H2C03 adalah senyawa kimia yang sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita dimana fungsinya adalah untuk mengatur kadar keasaman darah. Semakin tinggi kandungan asam karbonat dalam darah maka akan semakin asam darah. Pada normalnya darah memiliki batasan kadar keasaman atau Ph yakni 7,35 sampai 7,45. Jika kadar keasaman ini lebih tinggi dari Ph normal maka tubuh dapat berada dalam kondisi asidosis. Kondisi asidosis sendiri cukup berbahaya bagi tubuh, yaitu dapat menyebabkan gangguan jantung yang ditandai dengan napas menjadi lebih cepat, sesak, dan pusing karena tubuh berusaha menyeimbangkan kadar Ph darah.