“Tak pernah kulihat Abu Thalhah berpuasa,” demikian kesaksian Anas bin malik, “di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Yang demikian ini bukanlah ciri kemalasan ibadah, melainkan sebuah keringanan bagi sebagian orang yang memang merasa lemah saat merasa lapar.
“Yang demikian itu,” terang Anas yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan dikutip oleh Syeikh Abdullah Azzam, “untuk membuatnya kuat di medan jihad.”
Kemudian, setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, “Maka tak pernah kulihat sedikit pun asap yang mengepul di dalam rumahnya.” Artinya, dalam kondisi tidak berjihad, Abu Thalhah senantiasa melakukan ibadah puasa.
Riwayat ini merupakan salah satu keringanan bagi sebagian kaum Muslimin yang memang benar-benar merasa lapar lantaran kosongnya perut ketika melakukan amalan fisik. Tentunya, bagi yang benar-benar bisa merasa kuat, ada ganjaran agung yang berhak didapatkannya.
Hendaknya pula, kita mengenali diri secara bijak. Agar tidak jatuh pada menggampangkan untuk tidak berpuasa, atau bertindak konyol, padahal terdapat keringanan di dalam amal tersebut. [Pirman/Kisahikmah]