Pujian itu membuatku semakin bernafsu. Aku pun semakin semangat bernyanyi dan menari. Kutunjukkan kebolehanku. Sambil mengurai rambut, tarianku makin lincah.
Hari itu segera berlalu. Hingga pada satu kesempatan, suamiku pergi ke sebuah negara teluk. Di kantor tempat suamiku bertamu itu, dua orang sedang berdebat tentang siapakah wanita Teluk yang palaing cantik. Lalu salah seorang dari mereka mengeluarkan sebuah rekaman video pernikahan.
“Kau akan melihat wanita tercantik di Teluk yang tak pernah kau lihat sebelumnya,” demikian kira-kira ia membuat penasaran temannya. Ia mengatakan video itu dibelinya secara rahasia dengan harga mahal dan tidak dijual di pasaran. Saat diputar, di menit yang kesekian tampillah wanita yang ia janjikan. “Ini dia”
Suamiku terperanjat. Wanita yang dimaksudkan laki-laki itu ternyata adalah diriku. Dengan jilbab yang telah kulepas, tampaklah diriku menari seksi dengan sebagian dada terbuka. Aku tampil lincah dengan mengurai rambutku. Para lelaki di kantor itu terus memelototi videoku, sedangkan dada suamiku bergemuruh. Wajahnya merah padam. Ia menyimpan kemarahannya dan menumpahkannya begitu tiba di rumah.
Kami pun bertengkar gara-gara video itu. Hingga kemudian, suamiku menceraikanku. Penyesalan selalu datang terlambat. Kini aku kehilangan suami yang kucintai. Aku tersiksa hidup tanpanya. Dan di manapun aku berada, aku kini selalu takut bahwa di sana ada kamera.” [Kisahikmah.com]