“Waktu itu saya punya penyakit maag, hampir kronis. Saya menderita sakit itu selama tiga tahun, coba bayangkan ketika saya telat makan sedikit atau salah makan lambung saya langsung meronta-ronta. Serba salah,” tutur pria berprofesi sebagai motivator ini.
Mulai dari obat dari dokter hingga herbal sudah ia coba sebagai ikhtiar supaya penyakitnya segera sembuh. Namun tetap saja hasilnya sama, rasa sakit di lambungnya semakin menjadi-jadi. Randi hampir menyerah karena setiap hari harus merasakan sakit yang luar biasa. “Pokoknya saya menderita, tiap malam sering kambuhnya. Sampai-sampai saya susah tidur,” ujarnya.
Kemudian Randi berpikir dan menyadari bahwa ketika ia berpuasa di bulan Ramadan sakit maagnya jarang sekali kambuh, bahkan bisa dibilang tidak pernah merasakan sakit yang begitu hebat di bulan-bulan biasanya.
Akhirnya Randi mencoba puasa sunah Senin Kamis, ia memulainya saat hari Kamis. Ketika sedang berpuasa ternyata nyerinya masih saja datang tapi dirinya tidak menyerah begitu saja, rasa sakitnya ditahan meski kepalanya sampai sakit.
Hari Senin pun tiba, ia kembali melaksanakan puasa sunah lagi. Sampai bertemu Kamis ia terus berpuasa. Setelah tiga bulan ia melakukan itu (red. puasa), ternyata Randi mulai merasa perubahan.
“Setelah tiga bulan saya lakukan puasa sunah setiap Senin Kamis, kok lambung saya tidak pernah sakitnya parah. Akhirnya saya periksakan ke dokter, karena selama tiga bulan itu saya belum pernah periksa lagi hanya membeli obat saja ke apotik,” terangnyanya.
Setelah Randi periksa ke dokter, ternyata sakit maagnya dinyatakan semakin membaik. Asam lambung yang sebelumnya selalu naik secara tiba-tiba, kini kondisinya dinyatakan normal.