Eramuslim.com – Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan sebuah amalan, kecuali terkandung pahala yang banyak, hikmah yang agung, dan manfaat tiada banding di dalamnya. Dahulu, para sahabat Nabi meyakini hal ini. Sehingga, mereka tidak membutuhkan alasan berupa bukti atas apa yang diperintahkan oleh Rasulullah.
Seiring berjalannya masa, saat budaya meneliti semakin marak, kita pun dibuat tercengang setelah mengetahui di antara rahasia di balik sunnah. Tentunya, hal ini bisa kita jadikan sebagai penambah semangat dalam menjalankan sunnah, meskipun niat utamanya tetaplah meneladani Nabi sebagai salah satu bukti cinta kepadanya.
“Jika salah seorang di antara kalian usai makan,” demikian sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi, “hendaklah dia menjilati jari jemarinya.”
“Karena,” ungkap Nabi sampaikan rahasia, “ia tidak tahu di mana letak keberkahan di antara makanan-makanan itu.”
Inilah di antara sunnah yang sering ditinggalkan. Ada begitu banyak dalih yang disampaikan. Apalagi, menjilati jemari selepas makan (tidak menyisakan makanan) dipersepsikan sebagai tindakan kampungan, menjijikkan, dan rakus. Padahal, di dalam amalan nan sederhana itu terdapat rahasia yang amat agung.