Sang Nabi dengan senyumnya khas itu pun menerangkan, “Aku kagum terhadap protes seorang hamba kepada Tuhannya.” Sabdanya santun, lalu terhenti. Rupanya, kelak ada yang protes saat perhitungan amal.
Rasul melanjutkan, hamba itu mengatakan, “Wahai Tuhanku, bukankah Engkau berjanji akan melindungiku dari kezhaliman?” Allah Ta’ala pun berfirman, “Ya.”
Bersemangat, hamba itu melanjutkan, “Sesungguhnya aku tidak akan menerima seorang saksi pun, kecuali diriku sendiri.” Maksudnya, hamba tersebut berniat untuk berbohong. Maka, dia mengatakan tidak akan menerima saksi dalam perhitungan amal itu, kecuali dirinya sendiri.
Maka Allah Ta’ala kembali berfirman, “Cukuplah Aku menjadi saksi (pada hari ini) dan para malaikat yang mulia, serta para pencatat amal!”
Selepas itu, mulut hamba itu ditutup, dan semua anggota tubuhnya diperintahkan berbicara (bersaksi) tentang apa saja yang telah diperbuat olehnya. Maka dengan izin Allah Ta’ala, semuanya dapat berbicara.
Lantas, hal yang membuat Rasulullah Saw tersenyum adalah kejadian setelah hamba itu mendengar kesaksian semua anggota tubuhnya, hamba itu berkata seraya melaknat anggota tubuhnya, “Binasa dan celakalah kalian (anggota tubuh). Padahal sebelumnya aku membela kalian,” tutup Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsir gubahannya.
Semoga sejak saat ini kita menyadari, bahwa kelak seluruh anggota tubuh akan bersaksi di Mahkamah Akhirat, sehingga kita lebih berhati-hati dalam setiap amal. [Pirman/kisahikmah]