Mendapatkan pekerjaan yang bergengsi bukanlah larangan. Bahkan sangat dianjurkan jika pekerjaan tersebut bisa menjadi sarana kebaikan untuk sebanyak-banyaknya kaum Muslimin dan umat manusia. Dalam hal ini, Islam memiliki sikap yang sangat jelas. Agar umatnya tidak hanya melihat pada gengsi, tapi manfaatnya.
Sebuah pekerjaan yang terlihat remeh di dalam pandangan umum, bisa jadi bernilai sangat baik jika dilihat dari penilaian Islam. Pun sebaliknya. Ada begitu pekerjaan-perkerjaan yang dipandang hebat, bergengsi, dan diperebutkan oleh sebagian besar manusia, tapi nilainya sangat rendah dan hina di dalam penilaian Islam.
Bukankah mereka yang mengenakan setelan jas, berdasi, sepatunya mengkilat, dengan mobil mewah yang dikendarai setiap hari terlihat sangat bergengsi dalam penialain manusia? Akan tetapi, jika hartanya didapat dari menipu, berbohong, jualan kasus, dan aneka modus korupsi lainnya, bukankah yang mewah itu ternilai sangat menjijikan di dalam penilaian Islam yang amat mulia?
Maka berpikirlah baik-baik. Jangan mudah menggunakan standar manusia dalam memberikan penilaian. Jangan berpikir sebagaimana umumnya orang hingga mengabaikan penilaian Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kepada para tukang adzan, di mana pun berada, berbahagia dan bersyukurlah kepada Allah Ta’ala. Berbahagialah sebab kabar gembira ini berasal dari Allah Ta’ala. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menjaminnya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]