Pesan Rasulullah Tentang Setelah Jima’

Eramuslim – ADA yang bertanya, bisakah setelah berhubungan lalu kecapekan dan tidak langsung mandi?

Islam sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian para pemeluknya. Suami istri yang habis bersetubuh (junub) lalu ingin tidur sangat dianjurkan untuk membasuh kemaluan masing-masing dan berwudhu terlebih dulu sebelum tidur.

Ibnu Umar ra meriwayatkan: Yaa rasuulallaahi ayanaamu ahadunaa junuban?

Qaala: Naam idzaa tawadha`a

Artinya: Wahai Rasulullah, bolehkan salah seorang dari kami tidur sedang ia junub? Rasulullah menjawab: Boleh, jika ia berwudhu`.

Dalam hadis yang lain. Dari Aisyah ra (istri Rasulullah saw) meriwayatkan: Kaana rasuulullahi shallallaahu alayhi wa sallama idzaa araada an yanaamu wa Huwa junubun, ghasala farjahu wa tawadhdha`a wudhuu`ahu lishshalaati.

Artinya: Jika Rasulullah saw bermaksud hendak tidur sedang ia dalam keadaan janabat, maka dibasuhnya kemaluannya lalu berwudhu` seperti ketika hendak salat. (HR. Jamaah)

Begitu pula jika seusai bersetubuh tidak ingin tidur, namun ingin melakukan aktivitas lain seperti makan dan minum, maka hendaknya ia berwudhu` terlebih dahulu.

Dari Ammar bin Yasir: Bahwa Nabi saw memberi keringanan bagi orang junub yang bermaksud hendak makan, minum, atau tidur, untuk berwudhu` sepertri wudhu` shalat. (HR. Ahmad dan Turmudzi yang mensahkannya).

Adapun ketika suami istri tersebut akan melakukan salat, maka mereka harus mandi terlebih dahulu. (inilah)