Eramuslim – Pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari sangat menganjurkan kepada para santirnya untuk selalu melaksanakan sholat berjamaah. Sejak masa kanak-kanak hingga menjelang wafatnya Mbah Hasyim sendiri juga selalu mengamalkan sholat berjamaah.
Dalam buku “99 Kiai Kharimastik Indonesia: Riwayat, Perjuangan, Doa dan Hizib”, KH A Azis Masyhuri menceritakan, ketika Mbah Hasyim menderita sakit pada 1943, pada suatu suatu siang ia memaksakan diri untuk mengambil air wudhu dan siap berangkat ke masjid.
Namun, salah seorang anggota keluarganya menyarankan supaya ia sholat di rumah saja, karena kondisinya semakin memburuk. Di luar dugaan, Mbah Hasyim kemudian menjawab, “Kamu tahu anak-anakku, api neraka lebih panas daripada penyakit ini.”
Setelah pulang dari masjid, Mbah Hasyim beristirahat dan melanjutkan nasihatnya, “Aku menangis bukan karena penyakitku ini, dan bukan pula berpisah dengan keluargaku. Namun, aku merasa bahwa aku masih kurang berbuat kebajikan, padahal Tuhan telah banyak memerintahkan kebajikan, sedangkan aku tidak memenuhinya. Betapa aku malu dan takut untuk bertemu Tuhan karena tidak punya bekal. Sungguh, itu semua yang membuat aku menangis.”
Selain menganjurkan untuk selalu sholat berjamaah, Mbah Hasyim juga menganjurkan anak-anaknya berpuasa tidak hanya pada bulan Ramadhan atau Senin dan Kamis saja, tapi beliau menganjurkan untuk berpuasa di sebagian besar hari dalam sepekan.
Dengan bimbingan seperti itu, anak-anak Kiai Hasyim pun sudah berlatih berpuasa sejak usia mereka masih sangat muda. Dengan berpuasa, anak-anaknya merasakan manfaatnya. Diantaranya, mereka selalu mampu mengendalikan diri ketika sedang marah. (Rol)