Terkait hal ini, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah memberi nasihat, “Makan secara berlebihan hanya menjerumuskan pelakunya ke dalam sifat tamak, suka mengumbar hasrat dan syahwat sehingga merusak lahir dan batin pelakunya.”
Jika terhadap makanan yang dibolehkan saja kita tidak dibolehkan berlebih-lebihan, maka untuk makanan yang haram harus benar-benar dijauhi sejauh-jauhnya.
Sebaliknya, tidak dibolehkan meninggalkan makanan hingga menyebabkan sakit bahkan kematian. Tidak pula dibenarkan malas makan hingga malas menjalankan ibadah dan berbagai proyek amal shalih yang harus disegerakan, diperbanyak, dan diperbaiki terus menerus.
Sebagai penutup dari tulisan singkat ini, mari simak taujih Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah, “Terlalu banyak makan akan mengakibatkan cepat mengantuk, perut yang kenyang membuat hati menjadi buta dan tubuh menjadi lemah.”
Sebagai solusi, penulis ‘Uddatush Shabirin dan banyak kitab lainnya ini mengatakan, “Yang terbaik adalah sedang-sedang saja.”
Maka ingatlah selalu nasihat mulia dari manusia paling agung di muka bumi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, “Makanlah tatkala lapar dan berhentilah sebelum kenyang.”
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]