Tentu, yang salah bukan hujannya. Tetapi perbuatan kebanyakan manusia yang justru merusak alam sehingga berbalik menjadi musuh baginya. Selain itu-barangkali-yang menjadi penyebabnya adalah jarangnya kita memanjatkan doa yang disunnahkan Rasulullah Saw itu. Kita lupa untuk melafalkannya, sebab banyak faktor, atau bisa jadi diri ini sengaja tak melantunkannya.
Kemudian, saat hujan turun disunnahkan untuk memanfaatkan airnya dengan berbasah-basahan. Duh, nampaknya ini kebalikan dengan kebiasaan kita saat ini. Pasalnya, kebanyakan kita justru anti dengan hujan bahkan enggan untuk sekedar bepergian –ke masid sekalipun- saat hujan turun.
Dr. Nashir bin Abdurrahman al-Juda’i sebagaimana dikutip Salim A. Fillah dalam “Lapis-Lapis Keberkahan” mengatakan, “Disunnahkan berbasah-basahan dengan hujan ketika ia turun, serta mengeluarkan pakaian, perkakas, dan kendaraan agar terkena hujan.”
Perkataan beliau ini bukan asal. Sebab ketika itu, Rasulullah Saw pernah menyingkap pakaiannya sehingga air hujan mengenai tubuh mulia beliau. Saat ditanya mengapa beliau melakukan hal itu, Rasulullah Saw bersabda, “Sebab hujan itu diturunkan dari sisi Rabbnya.”
Maka jangan heran ketika Imam Bukhari menyebutkan dalam satu riwayatnya bahwa Ibnu Abbas ikut berhujan-hujanan sesaat sambil membaca ayat kesembilan surah Qaaf. “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (Qs. Qaaf [50]: 9)
(Pirman Bahagia/Kisahikmah)