Al Laits tidak melawan. Besoknya, ia berusaha membangun kembali rumah itu. Namun, lagi-lagi penguasa mengirim orang untuk menghancurkannya. Hingga tiga kali Al Laits membangun rumah, tiga kali pula dihancurkan penguasa.
Al Laits bersabar. Sebagai manusia biasa, kesedihan pasti ada. Ia tidak tahu apakah penguasa punya dendam terhadap ayahnya yang baru bisa dilampiaskan sekarang atau tidak suka dengan dirinya sehingga berupaya menghinakannya.
Malamnya, sebuah keanehan terjadi. Al Laits bermimpi didatangi seseorang yang mengatakan kepadanya, “Hai Laits, bacalah firman Allah Ta’ala:
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (QS Al Qashash: 5)
Setelah membaca ayat itu, paginya ia mendapat kabar bahwa penguasa itu mengalami kelumpuhan. Menderita lumpuh, membuat penguasa itu memerintahkan bawahannya untuk menghentikan kezalimah kepada ulama, khususnya tidak lagi merobohkan rumah Al Laits.
Beberapa hari kemudian, penguasa itu meninggal dunia.
Kabar meninggalnya penguasa zalim itu tersebar cepat ke berbagai daerah. Nama Al Laits pun semakin harum. “Sungguh Allah telah membela Al Laits sebagaimana firman-Nya dalam Al Hajj ayat 38: Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman…” kata mereka. (kl/kisahikmah)