Berbahagialah orang-orang beriman yang membiasakan diri melakukan amal shaleh. Sebab saat sakit dan terhalang dari amalan tersebut, mereka akan senantiasa mendapatkan bagian pahalanya. Dan, inilah di antara bentuk Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah Ta’la kepada hamba-hamba-Nya.
Dari jalur lain, Imam Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan hadits serupa yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar. “Jika seorang hamba berada di jalan ibadah,” sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “kemudian dia sakit, maka dikatakan kepada malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amalnya, ‘Catatlah untuknya pahala seperti pahala amalnya semasa sehat.”
Yang dimaksud dengan ‘berada di jalan ibadah’ adalah sang hamba terbiasa melakukan amalan-amalan tertentu (yang disyariatkan dan disunnahkan) hingga menjadi kebiasaan dan kenikmatan serta kebutuhannya saban waktu.
Segala puji bagi Allah Ta’ala. Bahkan dalam sakit yang sebagian sebabnya ditimbulkan oleh diri sendiri yang zalim, Allah Ta’ala akan sediakan pahala yang banyak dan ganjaran yang agung.
Maka bagi orang mukmin, sakit adalah peluang untuk mendapatkan ampunan atas dosa yang dilakukan; sedangkan sehat adalah sarana untuk memperbanyak dan memperbaiki amal seraya meninggikan derajat di sisi-Nya. [Pirman/kisahikmah]