Dari situ ulama menyampaikan sesungguhnya setan itu ada sampai detik-detik kematian kita. Perlu digarisbawahi: jangan sekali-kali meninggalkan orang yang sakaratul maut.
Memang tidak tega melihat orang yang merintih kesakitan di ujung hayatnya. Tapi harus ditega-tegakan. Tahan dadanya tahan tangisnya. Apabila aturan rumah sakit tidak membolehkan kerabat atau kita untuk menemani, sebaiknya pasien dibawa pulang agar kita bisa menemani akhir hayatnya. Daripada tidak boleh ada yang menemaninya di akhir hayat dan tidak ada yang mentalqin.
Di situ puncak gentingnya. Karena menjaga keimanan hingga akhir hayat itu tidak gampang.
…Wala tamutunna illa wa antum muslimun. Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali ‘Imron: 102)
Menjaga diri agar tetap beragama Islam saat sakaratul maut tidaklah mudah. Kecuali para kerabat atau kita ikut berupaya menjaga si sakaratul maut hingga meninggal dunia. Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]