Eramuslim.com – Nabi Adam ‘Alaihis salam dan istrinya dikeluarkan oleh Allah Ta’ala dari surga lantaran mengikuti hawa nafsu. Keduanya ikuti bisikan setan, padahal jauh-jauh hari sudah diingatkan oleh-Nya. Namun, keduanya mendapatkan ampunan dari Allah ‘Azza wa Jalla sebab akui dosa, sungguh-sungguh bertaubat dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya.
Sedangkan Iblis laknatullah diharamkan masuk ke dalam surga dan terjamin atasnya neraka jahannam, sebab sombong. Bermula dari keengganannya menghormati Nabi Adam ‘Alaihis salam dengan bersujud, merasa diri lebih baik, hingga dinobatkan sebagai sosok yang kelak mencari sebanyak-banyaknya pengikut untuk dijerumuskan ke dalam neraka.
Iblis adalah tanda kesombongan. Ia merasa paling hebat, dan tidak mau mengakui kebaikan orang lain. Karenanya, ia terlaknat dan dinobatkan sebagai musuh paling nyata umat manusia. Sebab sombongnya itu, ia diharamkan masuk ke dalam neraka.
Mari merenung dalam jenak. Apakah ada sifat Iblis ini yang masuk ke dalam hati kita. Apakah hanya karena istri kita paling cantik di antara istri-istri orang dalam suatu kampung, paling putih wajahnya di antara istri-istri sahabat satu angkatan di kampus, paling kaya di antara istri-istri jamaah masjid setempat, apakah hanya karena itu kita merasa lebih baik dari mereka?