Selain itu juga melakukan amar ma’ruf nahi munkar, bersegera melakukan kebajikan, dan takut mendapatkan siksa akibat ketamakan.
Ciri lain yang paling mononjol pada kepribadian orang mulia adalah beriman kepada Allah SWT dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran:
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Alashr [103]: 3).
Mendawamkan ibadah qiyamul lail, firman-Nya:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
‘‘Dan pada sebagian malam bershalat tahajjudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang mulia.” (QS Al-Isra’ [17]: 79).
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan hidupnya akan mulia. Ini dijamin Allah sebagaimana tercantum dalam Alquran:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ
‘‘Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujadilah [58]: 11). (rol)