Ketika kita menolak kebenaran yang disampaikan oleh seseorang hanya karena dia lebih muda misalnya, atau karena dia bawahan kita misalnya, lalu kita tolak, berarti di dalam diri kita ada kesombongan.
Ketika kita menganggap remeh orang lain karena ia -misalnya- lebih kurang ilmunya dari kita, atau karena lebih miskin dari kita, kemudian kita anggap ia remeh karena kemiskinannya, berarti di dalam hati di dalam hati kita ada kesombongan. Dan sesungguhnya orang yang sombong, kata Rasulullah:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim)
Kenapa? Karena ia telah menyayangi Allah dalam kesombongan tersebut. Karena sifat sombong hanya untuk Allah saja. Sebagaimana dalam hadis Qudsi, Allah Ta’ala mengatakan:
الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي
“Kesombongan itu adalah selempangKu.” (sdo)