Setelah berlalu beberapa hari, Ahmad teringat kenangan bersama Hasan. Spontan beliau telpon Hasan untuk menanyakan kabarnya. Bukan kabar baik yang dia dengar, yang mengangkat telpon istrinya Hasan, “Hasan dipenjara.” Hasan dipenjara karena terjerat utang. Setelah mendapatkan informasi alamat lengkap, Ahmad menuju penjara dengan membawa 100 ribu real (sekitar 270 juta). Tanpa pikir panjang, uang itu langsung diserahkan ke penanggung jawab penjara. “Ini untuk melunasi utang Hasan, segera lepaskan dia.” Pinta Ahmad.
“Siapa Anda?” tanya pak sipir.
“Tidak perlu anda tahu namaku.” Ahmadpun pergi.
Berselang 20 hari, Ahmad menghubungi nomor Hasan. Ternyata yang mengangkat istrinya: “Dia masih di penjara.”
Bergegas Ahmad menuju penjara dan menanyakan apa sebab Hasan tidak dilepaskan. “Utang Hasan 3 juta real, bukan seratus ribu.”
Sebelum Ahmad sempat komentar, sang sipir menimpali ucapannya,
“Saya bingung dengan keadaan anda dan teman anda. Dua orang yang saya anggap sangat aneh. Anda datang dengan memberikan 100 ribu real tanpa menyebutkan nama anda. Sementara teman anda yang dipenjara bersikap sangat aneh. Setelah kuserahkan 100 ribu itu, dia bilang: ‘Uang 100 ribu ini tidak bisa membebaskan aku. Tolong berikan kepada teman-temanku lainnya yang dipenjara karena utang 5 ribu atau 10 ribu real.’ karena kebaikan si Hasan, ada 12 orang yang dibebaskan.”
“Tidak masalah, semua baik insyaaAllah.” Tukas Ahmad sebelum pulang.