Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam menganjurkan kepada umatnya agar memiliki jiwa yang gemar memberi manfaat dan tidak bersandar kepada orang lain. Oleh karena itu juga Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: bersemangatlah kalian kepada apa yang bermanfaat bagi kalian, mintalah pertolongan Allah dan jangan malas (HR. Bukhari 3591, Muslim 2664). Seorang mukmin selalu memikirkan bagaimana agar hidupnya bermanfaat.
Orang yang punya kelebihan harta, ia berpikir bagaimana memberi manfaat dengan harta saya. Siapa yang memiliki kelebihan ilmu, ia berpikir bagaimana ilmunya bisa memberi manfaat kepada manusia. Siapa yang memiliki tenaga ia berpikir bagaimana agar tenaganya bisa bermanfaat kepada manusia.
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Engkau membantu seseorang menaikan barang ke atas kendaraannya, itu adalah sedekah (HR. Muslim, 1009). Demikianlah Islam menganjurkan umatnya agar menjadi orang yang bermanfaat.
Senangkan hati saudaramu
Lalu dalam hadis di atas, Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati saudaramu.
Subhaanallah ketika seseorang melihat saudaranya sedang bersedih hati hendaknya ia berusaha gembirakan hatinya. Atau ia melihat temannya sedang sakit, hendaknya ia hibur hatinya agar bisa semakin sabar dengan sakitnya tersebut. Itu amalan yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Taala.
Dalam riwayat At Tirmidzi juga Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: barangsiapa yang menghilangkan salah satu kesulitan seorang mukmin maka Allah kelak akan hilangkan salah satu kesulitannya pada hari kiamat. Siapa di antara kita yang tidak ingin dihilangkan kesulitannya di hari kiamat? Karena kesulitan di hari kiamat lebih dahsyat dan lebih keras. Allah Taala berfirman (yang artinya), Manusia berkata: Kapankah hari kiamat itu (terjadi)? Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: Ke manakah tempat melarikan diri? Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!(QS. Al Qiyamah: 7-11).
Firman Allah (yang artinya), Apabila datang suara yang memekakkan pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya (QS. Abasa: 33-37).