Eramuslim – DI zaman Nabi Shallallahualaihi Wasallam ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah. Lalu ia bertanya: wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan apa amalan yang paling dicintai Allah?
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan utangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-itikaf di Masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka.” (HR. Ath Thabrani 6/139, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/575).
Jadilah orang yang bermanfaat
di sini Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam ditanya siapa orang yang paling dicintai oleh Allah, ternyata ia adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia. Ini menunjukkan kepada kita bahwa Islam mengajarkan agar kita gemar memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sebaliknya, yaitu menjadikan agar bagaimana orang lain bermanfaat buat kita.
Tapi yang hendaknya kita pikirkan adalah bagaimana agar kita bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah (HR. Bukhari 1429, Muslim 1033).