“Sebagaimana kita ingin diperlakukan dengan baik, hendaknya kita bisa memperlakukan orang lain dengan baik terlebih dulu. Orang yang suka memperlakukan orang lain dengan buruk, maka akan mendapatkan hasil yang buruk pula,” terangnya pada Okezone melalui pesan singkat, Rabu (18/12/2019).
Ustadz Fariq pun menjelaskan konsep memaafkan ini melalui firman Allah berikut:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS. al-A’raf: 199).
Lebih lanjut, Imam Ath-Thabari pernah berkata, “Di antara contoh perbuatan baik adalah bersilaturahmi kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan kita, memberi kepada orang yang tak mau memberi, dan memaafkan orang yang telah menzalimi kita.”
Lantas, apa nasihat Rasulullah jika Anda memberikan kebaikan tapi dibalas dengan kejahatan?
Ya, Rasulullah pun menyarankan untuk kita tetap sabar dan memaafkan orang yang membalas kebaikan kita dengan kejahatan. Seperti kisah ini,
Dari Abu Hurairah RA, seseorang berkata pada Rasulullah, “Ya Rasul, saya mempunyai keluarga yang saya hubungi tetapi mereka memutuskan hubungan dengan saya. Saya berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka membalas kebaikanku dengan berbuat jahat. Saya berusaha sabar dalam hal ini, tapi mereka selalu usial dan berbuat kebodohan kepadaku.”