Seperti meningkatkan tawaran, Nabi menyampaikan, “Apakah kalian suka jika ini diberikan untukmu?”
“Demi Allah,” jawab mereka, “jika seandainya dia hidup pun, kami tidak begitu mengharapkannya.” Sebabnya, kambing itu tak punyai telinga sehingga harganya murah. Apalagi ketika ia mati? Tentu tak ada nilainya sedikit pun.
Kemudian, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun menerangkan, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah di sisi Allah dari hal ini (bangkai kambing) di sisi kalian.”
Dari jalur lain sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim, akhirat adalah samudera dan dunia adalah apa yang tersisa dari jari seseorang yang dicelupkan ke dalam samudera itu setelah ia mengangkatnya. Sungguh, tak ada sisa dan nilainya melainkan setetes saja.
Ironisnya, meski seburuk ini, banyak orang yang amat mengharapkan dunia, menumpuknya dan bermegah-megahan dengannya. Padahal, semua yang dimiliki, meski satu rupiah, akan dimintai pertanggung jawaban tentang dari mana sumbernya dan bagaimana pemanfaatannya.
Karenanya, orang beriman yang memahami hal ini akan bersikap dengan bijak. Ia memanfaatkan dunia untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya bekal untuk akhirat dengan beramal shaleh sebaik-baiknya. [Pirman/kisahikmah]