Kita akan menyaksikan kaum ini mengucapkan kalimat tauhid Laa ilaha illallah. Namun, tujuannya bukan untuk mengikrarkan iman, tetapi agar nyawa dan kekayaan mereka tidak lenyap; sedang hati mereka sama sekali tidak mengakui makna kalimat yang diucapkannya itu. Demikian ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Juraij.
Lalu, untuk apa Allah Ta’ala memberitahukan kepada orang beriman akan hal ini? Mengapa Allah Ta’ala membeberkan kriteria kaum yang berupaya menipu orang beriman dan menipu-Nya? Sebab, Allah Ta’ala menghendaki agar kaum mukminin waspada akan kerusakan yang hendak ditimbulkan oleh kaum bermuka dua ini.
“Akhlaknya tercela; ia membenarkan dengan lisan tapi hatinya mengingkari, dan hatinya berlawanan dengan perbuatannya,” demikian sebagaimana dikatakan Abu Sa’id menjelaskan ciri-ciri kaum ini. Di pagi hari, mereka berkata begini. Namun, siang harinya telah berubah menjadi begitu. Begitu seterusnya. Sehingga, pungkas Abu Sa’id menjelaskan, “Ia berubah-ubah seperti goyangnya kapal karena terpaan angin. Setiap kali angin bertiup, maka ia pun ikut bergoyang.”
Ya. Mereka adalah kaum munafik; yang bermuka dua, suka mengadu domba, dan menebarkan fitnah dengan tujuan merusak kaum muslimin dari dalam. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari bahayanya kaum ini. Aamiin. [Pirman/kisahikmah]