Setelah menaklukkan Kota Makkah, bukankah Rasulullah sebenarnya bisa membalas dendam? Terutama terhadap orang-orang yang memprovokasi kaum Quraisy agar membenci dan mengusirnya dari tanah kelahirannya.
Tapi beliau tidak melakukannya. Rasulullah lebih memilih memaafkan mereka, mengasihi, dan menyayangi mereka.
Fathu Makkah menjadi momentum merayakan sebuah kemenangan besar. Bukan dengan aksi balas dendam, tapi dengan perayaan kasih sayang yang begitu luar biasa.
Ketika itu, ribuan tawanan diberikan pengampunan secara massal. Masyarakat Makkah dijamin keselamatannya. Harta benda serta rampasan perang pun dibagikan.
Inilah sebuah peristiwa di mana Islam menunjukkan nilai-nilai keluhuran akhlak serta nilai-nilai kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Melalui catatan sejarah ini diharapkan generasi milenial mengenal peristiwa ‘Fathu Makkah’ sebagai momentum perayaan kasih sayang terhadap umat manusia versi Rasulullah.
Sebab sejatinya Rasulullah selalu mengajarkan cinta kasih kepada kita semua. Sebagai muslim sudah sepatutnya kita mencontohnya dengan memberikan kasih sayang kepada anak-anak yatim dan fakir miskin dengan memperbanyak sedekah. (Okz)