Eramuslim.com – Mimpi memiliki tiga tingkatan. Yang tertinggi adalah mimpi dari Allah Ta’ala. Yang paling rendah dan buruk adalah mimpi dari setan. Dan mimpi yang terjadi karena pengaruh aktivitas sehari-hari seorang hamba.
Pertanyaannya, bagaimana mengenali mimpi tersebut berasal dari siapa? Adakah tanda-tandanya? Kapankah waktunya? Benarkah bahwa mimpi yang paling benar terjadi di waktu sahur? Apa sajakah syarat-syaratnya sehingga mimpi di waktu itu disebut sebagai mimpi yang paling benar?
Terkait kebenaran mimpi di waktu sahur ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri yang menjaminnya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam at-Tirmidzi, dan Imam ad-Darimi. Ketiga imam ini meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudzri, “Mimpi yang paling benar adalah mimpi yang terjadi di waktu sahur.”
Mengapa waktu sahur? Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah menjelaskannya di dalam kitab Madarijus Salikin yang dikutip oleh Ustadz Salim A. Fillah dalam Lapis-Lapis Keberkahan, “Karena waktu sahur merupakan waktu turunnya Allah Ta’ala, masa ketika rahmat dan ampunan didekatkan, dan setan-setan dalam keadaan diam.”