Eramuslim.com – Kisah Ashabul Kahfi merupakan salah satu kisah yang diabadikan Alquran, di mana hal itu juga pernah dijadikan sebuah pertanyaan tantangan dari kaum kafir Makkah kepada Nabi. Dengan berjalannya waktu dan ilmu pengetahuan, kebenaran Alquran tentang Ashabul Kahfi pun terkuak.
Pakar tafsir terkemuka Indonesia, Prof Quraish Shihab, menjelaskan dalam buku Mukjizat Alquran, keberadaan gua Ashabul Kahfi banyak diteliti dari masa ke masa. Di dalam Alquran sendiri, Allah SWT melukiskan gua tersebut dengan redaksi yang termaktub dalam surat Al-Kahfi ayat 17. Allah berfirman:
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ
Yang artinya: “Engkau melihat matahari ketika terbit dan condong dari gua mereka ke sebelah kanan dan apabila terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedangkan mereka berada dalam tempat yang luas di dalam gua itu.”
Prof Quraish menjabarkan, membuktikan keberadaan gua Ashabul Kahfi sebelum maraknya penelitian arkeologi tidaklah mudah. Namun sebagaimana yang disebutkan Thabathaba’i dalam tafsir Al-Mizan, beliau mengutip, sumber-sumber barat pun menyebutkan paling tidak empat kesimpulan tentang kisah Ashabul Kahfi yang walaupun berbeda dalam perinciannya, namun tetap sama dalam pokok kisahnya.
Di sisi lain telah ditemukan sekian banyak gua di Epsus, Damaskus, dan Iskandinavia yan masing-masing penemuannya mengklaim bahwa gua itulah yang merupakan gua Ashabul Kahfi. Namun sayangnya, ciri-ciri gua tidak sepenuhnya sama dengan apa yang dilukiskan Alquran.