Kemarahan terbaik ini disematkan kepada kaum Muslimin yang marah saat ada aturan Allah Ta’ala dilanggar. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang tidak pernah marah karena urusan pribadi atau keluarga, tapi marah ketika Allah Ta’ala dan syariat-Nya dilecehkan.
Dalam lingkup pribadi, seharusnya hal ini bisa kita lakukan dalam keseharian. Cobalah melakukan muhasabah terhadap semua perbuatan yang kita lakukan sepanjang hari, dari bangun tidur hingga tertidur lagi.
Sepanjang itu, ada berapa banyak aturan Allah Ta’ala yang kita dustai, ada berapa banyak sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang luput kita lakukan. Jika demikian, marahlah kepada diri Anda sendiri, semarah-marahnya, lalu bergegaslah bertaubat dan meminta ampun kepada Allah Ta’ala.
Jika lingkup terkecil ini sudah bisa kita dawamkan, berupayalah untuk beranjak menuju lingkup yang lebih besar, keluarga yang kita cintai. Adakah pelanggaran syariat yang terjadi di rumah kita? Bagaimana cara menyikapinya?
Ingat baik-baik, marah itu bagian dari pendidikan jiwa. Jangan mudah marah, tapi jangan pula tak pernah marah ketika ada aturan-aturan Allah Ta’ala yang dikhianati.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]