Manusia Cerdas Adalah Yang Paling Banyak Mengingat Mati

Eramuslim – Dalam kehidupan saat ini, pandangan terhadap kecerdasan seseorang, termasuk seorang mukmin masih dilihat dan dinilai dari indikator duniawi dan kebendaan saja. Seperti, memiliki ilmu pengetahuan luas karenanya ia mendapat nilai tertinggi, menempuh pendidikan di universitas ternama, lalu bekerja di kantor bergengsi dengan penghasilan fantastis, serta masih banyak lagi.

Cara pandang ini memang tidak sepenuhnya salah. Karena, indikator-indikator tersebut merupakan cara termudah bagi seseorang untuk mengukur tingkat kecerdasan.

Namun, cara pandang siapa manusia yang cerdas di mata Rasulullah SAW tentulah bukan hanya bersifat duniawi dan kebendaan, melainkan juga mengenai kecerdasan dalam bekal ilmu akhirat. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA, “Manusia yang paling utama adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Manusia yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang berakal.”

 

Dalam hadis di atas disebutkan bahwa orang yang banyak mengingat kematian termasuk manusia yang cerdas. Mengapa dikatakan demikian? Karena manusia yang senantiasa mengingat kematian maka ia akan mempersiapkan bekal sebanyak mungkin untuk kehidupan akhirat kelak, tidak terpaku hanya pada duniawi yang jelas bersifat sementara.

Seorang sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakan manusia yang paling cerdas?” Rasulullah lalu menjawab, “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian, itulah orang yang paling cerdas.” (HR Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsami).