Eramuslim – Suatu hari penduduk Bashrah berselisih pendapat tentang ilmu dan harta. Sebagian dari mereka berkata, “Ilmu lebih utama daripada harta.”
Sebagian yang lain berkata, “Harta lebih utama daripada ilmu.” Mereka berdebat cukup lama.
Mereka mempertahankan pendapatnya masing-masing. Akhirnya mereka sepakat mengirimkan utusan kepada Ibnu Abbas dengan tujuan menanyakan tentang hal yang mereka perdebatkan.
Sesampainya utusan itu kepada Ibnu Abbas, ia langsung menanyakan tentang ilmu dan harta kepadanya. Lalu Ibnu Abbas menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta.”
Si utusan bertanya lagi, “Jika mereka bertanya kepadaku tentang alasannya, apa yang harus aku katakan wahai Ibnu Abbas?” Ia menjawab, “Katakan kepada mereka, pertama, ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Firaun. Kedua, ilmu menjaga dirimu, sedangkan harta itu kamu yang menjaganya.
Ketiga, ilmu diberikan Allah hanya kepada orang yang dicintai-Nya, sedangkan harta diberikan oleh-Nya kepada orang yang dicintai dan yang tidak dicintai. Apakah kamu tidak memperhatikan firman Allah SWT, “Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan tangga-tangga [perak] yang mereka menaikinya.” (QS Az-Zukhruf: 33).