Eramuslim – Salat Idul Adha dan ibadah kurban pada hakikatnya merupakan syariat Islam yang menghubungkan umat Muhammad SAW dengan umat Nabi Ibrahim AS.
Ibadah Kurban dan haji adalah dua rangkaian ibadah yang merupakan napak tilas perjuangan ketuhanan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan dan mematuhi perintah Allah SWT.
Mengutip Dakwah Uswatun Hasanah oleh H. Agus Tri Sundani, Jumat (9/8/2019), kurban bukan hanya rangkaian seremonial, tetapi ibadah yang sarat dengan hikmah, nilai-nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan.
Hikmah tersebut dapat diraih dengan memahami secara mendalam, melakukan rekonstruksi historis dan interpretasi kontekstual perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.
Seperti diketahui, kurban berasal dari kata qarraba, yuqarribu, qurbanan yang berarti pendekatan diri. Menurut istilah, mendekatkan diri kepada Allah SWT sama dengan mengeluarkan sebagian nikmat yang dikaruniakan Allah kepada orang-orang yang membutuhkan, atau dapat juga mematuhi dengan segala daya seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya.
Kurban merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT sebagaimana firmannya dalam Alquran surat Al-Kautsar ayat 1-3:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang yang membenci kamu dialah yang terputus.“