Eramuslim.com – Perjalanan hidup manusia adalah misteri yang tak bisa dipecahkan oleh makhluk secerdas apa pun. Ada begitu banyak kisah kehidupan yang membuat kita tercengang, sebab di luar nalar. Di tahap inilah, kita harus merasa butuh dengan prediksi pasti dan ajaran yang tak pernah dusta; al-Qur’an dan hadits Nabi. Hanya dengan keduanya, misteri kehidupan bisa kita akhiri dengan senyum manis berlimpah bahagia.
Amal manusia tergantung akhirnya. Pelaku bahkan pemimpin kejahatan, bisa masuk surga jika meninggal dunia dalam keadaaan taubat nasuha seraya melafal kalimat tauhid secara tulus dari dalam hatinya. Sedangkan pendukung kebaikan, jika imannya lepas sesaat sebelum ajal, kemudian ia menghadap Allah Ta’ala dalam keadaan syirik, maka siksa telah menantinya di kubur dan neraka.
Kedua kondisi ini adalah pengecualian. Sedangkan kebanyakannya, manusia akan diwafatkan sebagaimana kebiasaannya dalam menjalani proses hidup yang sementara ini. Maka dibutuhkan kesungguhan dan kegigihan dalam mendidik diri. Agar di sepanjang perjalanan kehidupan bisa dijalani sesuai dengan aturan al-Qur’an dan menjalankan sunnah-sunnah Nabi yang amat mulia hingga ajal menjemput.
Di Madinah, sebagaimana dituturkan oleh Kiyai Haji Bachtiar Nasir Lc dalam salah satu ceramahnya, ada kisah seorang Muslim yang amat beruntung. Lepas menemukan Islam, ia berniat mengkhidmatkan diri untuk al-Qur’an. Masalahnya, dirinya buta huruf. Sementara untuk belajar, nampaknya sudah amat susah. Lalu, apakah jalan yang ditempuhnya sehingga di akhir kisah, lelaki ini wafat saat melakukan Sujud Tilawah.