Anak perempuan dan anak laki-laki kita tak jauh beda. Ia tak izinkan bapaknya kembali kepada ibunya.
“Aku nggak mau bapak balik lagi ke ibu. Kalau bapak balik, aku akan pergi dari rumah,” kata anak perempuan kita.
Aku memberikan pemahaman mereka bahwa kau tetaplah ibunya, ibu kandung, meski tak lagi satu rumah. Tak pernah ada sejarah bernama mantan ibu. Aku tetap meminta mengunjungimu tiap sebulan sekali.
Hidup harus tetap berjalan, masa lalu biarlah menjadi spion. Yang perlu ditengok hanya sekali waktu saja agar tidak tertabrak di depan. Aku kini pun sedang ta’aruf dengan seorang muslimah yang sholehah. Anak-anak menyetujuinya. Dan aku harap kau juga mendapatkan yang kaudamba. [Paramuda/ BersamaDakwah]
*Seperti yang dituturkan oleh kawan di Bogor Ahad lalu.