Eramuslim.com – Mungkin banyak yang menyangka rumah tangga kita romantis. Selalu nampak berkasih sayang setiap kali tampak orang. Penuh sakinah. Kemana pun pergi nyaris kerap bersama. Bisnis pun kita bersama. Namun semua hanya fatamorgana. Tuntutan-tuntutanmu terlalu tinggi sebagai seorang istri.
Kesedihan terbesar bagi seorang suami mungkin jika tak bisa menuruti permintaan istri. Dan Aku pikir itu hal yang wajar yang dipinta seorang istri kepada suami; membelikan rumah. Yang diajarkan Rasulullah SAW, suami memang harus memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri. Tak harus langsung membeli, bisa mengontrak atau menyewa rumah. Lambat laun aku baru mengerti ternyata itu “dorongan kuat” dari keluargamu dari saudara-saudara kandungmu. Usaha toko elektronik yang kita bangun bersama, mengalami goncangan pula. Penuh sengketa.
Kau pun meminta cerai. Hal yang halal namun sangat dibenci oleh Allah SWT. Permintaanmu untuk cerai tidak kugubris, akan tetapi membelikanmu rumah juga hal yang sangat sulit kulakukan karena keterbatasan. Lebih lagi ketika kututup toko dan beralih menjadi tukang bakso, permintaan ceraimu semakin kuat. Apalagi ada dorongan-dorongan saudaramu yang selalu menempatkan gengsi di atas segala. Aku bertahan karena dua buah hati yang kita bina bersama. Ternyata pertahanan harus roboh karena harga diriku sebagai laki-laki terpelanting ke dasar bumi. Remuk