Dengan sekuat tenaga, Nabi Nuh terus mengajak kaumnya untuk kembali menyembah Allah. Siang malam Nabi Nuh berdakwah dengan penuh kesabaran, namun hanya sedikit dari kaumnya yang menyambut ajakan Nabi Nuh. Kebanyakan dari mereka dari golongan orang miskin dan berstatus sosial rendah. Sedangkan orang-orang kaya, terpandang, dan berkedudukan tinggi, tetap membangkang.
Suatu ketika mereka bersekongkol untuk menipu Nabi Nuh dan mengagalkan dakwahnya.
“Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkan para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh, dan hamba-hamba sahaya. Usirlah mereka dari pergaulanmu, karena kami tidak dapat bergaul dengan mereka. Dan bagaimana kami dapat menerima agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dengan buruh-buruhnya.”
Tentu saja Nabi Nuh menolak syarat tersebut. Nabi Nuh menjelaskan bahwa Allah tidak membeda-bedakan manusia dari hartanya.
Dikutip dari buku berjudul Kisah Para Nabi dan Rasul, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Nuh terus berdakwah hingga seribu tahun kurang lima puluh tahun. Setiap kali pergantian generasi, mereka selalu berwasiat agar tidak beriman kepada ajaran yang dibawa Nabi Nuh.
قَالُوا يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
Mereka berkata, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami. Maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. ” Nuh menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.” (QS. Huud ayat 32-33).
Setelah itu Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk menanam pohon untuk membangun bahtera. Nabi Nuh menunggu selama seratus tahun untuk memotongnya. Lalu membangunnya berdasarkan petunjuk Allah.
Ats Tsauri mengatakan, Allah memerintahkannya untuk membuat bahtera dengan panjang 80 hasta dan lebar 50 hasta, mengecat bagian dalam dan luar bahtera, serta membuat dada kapal yang berfungsi untuk membelah air.
Tinggi bahtera tersebut 30 hasta dan memiliki tiga tingkat. Tingkat bawah disediakan untuk hewan ternak dan binatang buas, bagian tengah untuk manusia dan bagian atas untuk bangsa burung.
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.” (QS. Huud: 42)