Eramuslim – Kisah berikut ini disarikan dari kitab al-Mawaizh al-Ushfuriyyah karya Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri. Tersebutlah seorang pengikut Nabi Isa AS yang bernama Nauf.
Ia diutus oleh putra Siti Maryam itu untuk berdakwah kepada Raja Persia. Harapannya, penguasa yang masih kafir itu menyadari kekhilafannya sehingga memeluk Islam.
Nauf pun melakukan perjalanan panjang dari Yerusalem ke Persia. Beberapa pekan kemudian, ia akhirnya tiba di gerbang ibu kota kerajaan tersebut. Saat sedang menuju pasar, ia mendapati kerumunan orang-orang di pinggir jalan.
Rupanya, ada beberapa lelaki sedang bermain lempar dadu. Dai utusan Nabi Isa AS itu memperhatikan satu per satu wajah para remaja ini. Mereka tampak bersemangat karena memperebutkan hadiah puluhan dirham bila keluar menjadi pemenang.
Tak butuh waktu lama, Nauf memahami aturan main lempar dadu. Ia pun ikut dalam permainan tersebut. Ternyata, ia berkali-kali memenangkan undian. Orang-orang yang memandangnya terpana. Siapa sangka, seorang pria tua dapat mengalahkan anak-anak muda yang biasa bermain adu ketangkasan ini?
Salah seorang pemain adalah anak seorang menteri setempat. Pemuda itu lantas berkata kepada Nauf, “Wahai kakek, mari ikut ke rumahku. Aku mengundangmu untuk makan malam. Barangkali, engkau bersedia memberitahu kepadaku bagaimana trik memenangkan permainan ini.”
“Aku tidak ingin ikut kecuali kamu meminta izin terlebih dahulu kepada ayahmu. Kalau diizinkan, barulah aku menjadi tamumu,” kata Nauf.