Qadarullah, dari niat yang awalnya hanya plesiran ini, Fulanah mendapatkan hidayah. Meskipun, ceritanya amat memilukan dan penuh kesakitan.
Sesampainya di Madinah, Fulanah pingsan. Berdasarkan pengakuan sahabatnya, ia tak sadarkan diri selama empat hari. Maka, ia pun diantarkan ke rumah sakit terdekat. Ditunggui oleh beberapa jamaah lain secara bergantian.
Tunai empat hari, ia sadarkan diri. Mengherankan, sejenak selepas membuka matanya, Fulanah menangis sejadi-jadinya. Air matanya tumpah ruah, tubuhnya berguncang-guncang, keringat membasahi seluruh tubuhnya, tak henti-hentinya.
Dalam beberapa masa, tenaga medis pun mendatangi untuk menenangkannya. Lepas dapatkan ketenangan, ia pun menuturkan apa yang dialaminya saat tak sadarkan diri.
Rupanya, ia bermimpi dimasukkan di dalam neraka. Pemandangannya amat jelas. Ia menyaksikan dirinya digantung, buah dadanya dipotong hingga terjatuh ke dasar neraka, dan aneka jenis siksaan-siksaan lainnya.
Saat dirinya rasakan lapar, maka disediakanlah makanan berduri. Kemudian lepas dimakan, disajikanlah minuman berupa nanah yang mendidih. Lepas dikonsumsi, pencernaannya hancur. Semua isi perutnya tumpah. Peristiwa itu, berlangsung dalam waktu yang lama dan berulang kali.
Itulah yang membuatnya ketakutan saat tersadar. Setelah tunai berkisah, Fulanah pun memutuskan untuk bertaubat dengan mengakhiri semua keburukan yang dilakukannya, dan bergegas melakukan amal saleh di sisa hidupnya. [Pirman/Kisahikmah]